MULTIDIMENSI PERENCANAAN ARSITEKTUR KOTA BERBASIS MITIGASI BENCANA (Studi kasus Kota Semarang Jawa Tengah)

  • Yosef Prihanto Pusat Penelitian Promosi dan Kerjasama, Badan Informasi Geospasial (BIG)
  • Sesa Wiguna Direktorat Pengurangan Risiko Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Kata Kunci: multidimensi, perencanaan arsitektur, mitigasi bencana, air, masyarakat

Abstrak

Merancang wilayah perkotaan yang nyaman, aman, dan dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup warganya adalah harapan banyak pihak. Sebagai pusat pertumbuhan penduduk, ekonomi, industry dan pusat administrasi pemerintahan, wilayah perkotaan dihadapkan pada keterbatasan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Tekanan akibat keterbatasan lingkungan ini diperparah oleh dampak perubahan iklim yang semakin terasa dan mempengaruhi keberadaan air di sekitar kita. Banyak kota di Indonesia menghadapi resiko bencana yang dapat terjadi dan mengancam warganya setiap saat. Lebih dari separuh kejadian dan jenis bencana yang dapat dikenali, terkait langsung ataupun tidak langsung dengan keberadaan air. Merencanakan dan merancang arsitektur perkotaan yang berbasis kebencanaan tidak dapat mengesampingkan faktor hidrologi di wilayah tersebut. Paper ini bertujuan membahas multidimensi perencanaan arsitektur kota berbasis mitigasi bencana khususnya yang disebabkan oleh keberadaan air di wilayah administrasi Kota Semarang. Data yang digunakan di dalam pembahasan ini adalah data spasial sekunder yang diperoleh dari instansi berwenang dan hasil penelitian terdahulu. Variabel yang dipertimbangkan, yaitu: potensi bencana, curah hujan, potensi air tanah, geologi, jenis tanah, jumlah penduduk, kepadatan penduduk,tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan tingkat kemauan masyarakat berperan. Analisis yang digunakan adalahanalisis deskriptif kuantitatif yang dikombinasikan dengan analisis spasial. Hasil pembahasan ini menunjukkan bahwa proses perencanaan arsitektur yang mempertimbangkan aspek kebencanaan akibat air, secara teori mampu berkonstribusi pada upaya mitigasi bencana. Kemauan masyarakat berperan menjadi kunci keberhasilan upaya implementasi di lapangan. Melalui pembahasan ini diharapkan proses perencanaan arsitektur dapat lebih optimal, tidak hanya memenuhi unsur estetika namun juga memenuhi unsur mitigasi bencana secara komprehensifpada kawasan perkotaan di Indonesia.

Referensi

BPBD. (2011). Rencana strategis SKPD 2011-2015. Indonesia: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang.

BPS. (2014). Semarang City in figures 2014. Indonesia: Badan Pusat Statistik Kota Semarang.

BPS. (2015). Statistical yearbook of Indonesia 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Houghton, J. (2004).Global warming. The complete briefing(3rd ed.), Cambridge, Houghton: Cambridge University Press.

Inamdar, P.M., Cook, S., Sharma, A.K., Corby, N., O’Connor, J., &Perera, B.J.C. (2013). A GIS based screening tool for locating and ranking of suitable stormwater harvesting sites in urban areas. Journal of Environmental Management. 128, Pages: 363-370.

Odum, E.P., Barrett, G.W. (2005). Fundamentals of ecology (5th ed.). Thompson, Brooks Cole, 598.

UN University. (2013). Water Security & the A Global Water Agenda, UN-Water Analytical Brief, Canada.

UNESCO. (2009). Global trends in water-related disasters: an insight for policymakers. Paris: UNESCO.

UNESCO. (2015). The United Nations World Water Development Report 2015: Water for a Sustainable World. WWAP (United Nations World Water Assessment Programme). Paris: UNESCO.

United Nations. (2010). World Urbanization Prospects The 2009 Revision. Department of Economic and Social Affairs. Population Division. New York: UN.

United Nations. (2004). World Population to 2030. Department of Economic and Social Affairs. Population Division, New York.

Prihanto,Yosef., Koestoer. H.Raldi., dan Sutjiningsih,Dwita. (2017). Re-assessing Rainwater Harvesting Volume by CHIRPS Satellite in Semarang Settlement Area.IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 98 012004

Diterbitkan
2019-08-10