ANALISIS FUNGSI DAN EFISIENSI TATANIAGA BUAH NAGA ORGANIK DESA JAMBEWANGI, KABUPATEN BANYUWANGI

  • Riza Rahimi Bachtiar Program Studi Agribisnis, Politeknik Negeri Banyuwangi
  • Abdul Holik Program Studi Agribisnis, Politeknik Negeri Banyuwangi
  • Danang SWPJ Widakdo Program Studi Agribisnis, Politeknik Negeri Banyuwangi
Kata Kunci: Buah Naga Merah Organik, Kinerja Pasar, Perilaku Pasar, Tataniaga

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis fungsi saluran tataniaga, analisis efisiensi tataniaga, perilaku pasar serta menganalisis kinerja pasar buah naga merah organik untuk mengetahui saluran tataniaga mana yang paling efisien. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive dan metode penentuan responden menggunakan metode snowball sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif digunakan untuk pengamatan terhadap saluran tataniaga, struktur pasar dan perilaku pasar, analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur kinerja pasar meliputi marjin tataniaga, farmer’s share, share keuntungan dan share biaya serta rasio keuntungan terhadap biaya. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa saluran tataniaga yang terbentuk adalah: 1) petani – pedagang pengumpul desa – pedagang pengumpul kabupaten – supermarket – konsumen. 2) petani – pedagang pengumpul kabupaten – supermarket – konsumen. 3) petani – pedagang pengumpul desa – pedagang pengecer – konsumen. 4) petani – pedagang pengecer – konsumen. 5) petani – pedagang pengumpul kecamatan – pedagang pengecer – konsumen. 6) petani – pedagang pengumpul kecamatan – konsumen. 7) petani – konsumen. Berdasarkan hasil analisis, saluran tataniaga yang paling efisien adalah saluran tataniaga 7 karena memiliki saluran tataniaga terpendek, struktur pasar mendekati pasar persaingan sempurna dan kinerja pasar pada marjin tataniaga terkecil sebesar Rp.0/kg, farmer’s share tertinggi sebesar 100%, share keuntungan sebesar 70,5% dan share biaya sebesar 29,5%, rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 2,39.

Referensi

Asmarantaka, R. W. 2014. Pemasaran Agribisnis (Agrimarketing). Bogor: Departemen Agribisnis FEM-IPB.

Badan Pusat Statistik. 2019. Banyuwangi Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi.

Downey, W. D., dan Erickson, S. P. 1987. Agribusiness Management. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Elpawati., Anwar, H., Muhib, A. 2014. Analisis Tataniaga Ubi Jalar di Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat. Jurnal agribisnis. 8 (2): 203-218.

Hidayat, M. I., Suslinawati, Andriani, P. 2016. Analisis tataniaga jeruk siam banjar (Citrullus reticula) di Desa Karang Buah Kecamatan Belawang Kabupaten Barito Kuala. Al Ulum Sains dan Teknologi. 1 (2): 123-131.

Ningsih, K., Felani, H., Sakdiyah, H. Kinerja Usahatani dan Pemasaran Buah Naga Organik. Agriekonomika. 4 (2): 168-184.

Purwono, J., Sugyaningsih, S., Fajriah, N. 2014. Analisis Tataniaga Bunga Krisan di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Jurnal Neo-Bis. 8 (2): 132- 146.

Puspitasari, T. 2017. Analisis Keberlanjutan Good Agriculture Practice (GAP) Usahatani Buah Naga di Desa Jambewangi Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. [skripsi]. Jember: Universitas Jember.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Surahman, T., dan Kusnadi,. 2016. Sistem Pemasaran Nenas Bogor (Ananas comosus)di Kabupaten Bogor. CR Journal. 2 (1): 1-10.

Tedjaningsih, T. 2018. Peran Kelembagaan Dalam Pengembangan Agribisnis Mendong. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 3 (1): 210-226.

Widiastuti dan Harisudin. 2013. Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung Di Kabupaten Grobogan. SEPA. 9 (2): 231-240.

Diterbitkan
2019-12-20