KEKUATAN TRI HITA KARANA DALAM MENJAGA KELANGSUNGAN PERTANIAN (Studi Pada Gapoktan Mekar Sari Badung)

  • Ni Ketut Karyati Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra Denpasar
  • Ni Wayan Suryathi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Nasional Denpasar
Kata Kunci: Kearifan Lokal, Kinerja Keuangan, Kelangsungan Pertanian

Abstrak

Tri Hita Karana adalah salah satu konsep harmonisasi hubungan yang selalu dijaga oleh Gapoktan Mekar Sari Badung. Hubungan harmonis ini meliputi hubungan harmonis antara umat manusia dengan Sang Pencipta (parhyangan), hubungan antara manusia dengan sesama umat manusia (pawongan), dan hubungan antara manusia dengan alam lingkungan (palemahan). Tujuan penelitian ini adalah  untuk mengetahui kuatnya Gapoktan Mekar Sari Kabupaten Badung dalam menjaga dan melestarikan                  tri hita karana, sehingga masih tetap bertahan hingga saat ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Gapoktan Mekar Sari Kabupaten Badung pada dasarnya sangat mengedepankan tri hita karana, melalui berbagai kegiatan ritual Hindu baik Dewa Yadnya, Manusia Yadnya maupun Butha Yadnya. Yadnya tersebut bisa dilakukan setiap hari, maupun enam bulan sekali. Ritual yadnya yang paling sering dilakukan adalah tumpek bubuh/tumpek pengatag/tumpek wariga.  Upacara tumpek ini adalah ritual keagamaan yang paling erat kaitannya dengan kegiatan pertanian di Bali. Disamping itu ada juga Upakara Ngembak Wali (Metetanduran) dan Upakara Nangluk Merana.

Referensi

Anonim, 2015, Analisa tentang kearifan lokal dan Budaya Bali. (serial online), Maret, [cited 2015 Maret.]. Available from: URL: http:// ismunandarys. blogspot.co.id/2015/03/analisa-tentang-kearifan-lokal-html.

Arofidan, Fofa dan Soleh Wahyudi. 2017. Budidaya Sayuran Organik Dipekarangan. Jurnal Perbal. Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.Volume 5 No. 3 Oktober 2017. ISSN 2302-6944, e-ISSN 2581-1649.

Asmara, Rosihan. (2012). Analisis Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sayuran Organik. Jurnal Ekonomi Sosial Pertanian. Vol.7(1).Januari 2012:4

Atmadja, Nengah Bawa. 2005. Bali pada Era Globalisasi, Pulau Seribu Pura Tidak Seindah Penampilannya. (Draf Buku).

Budhananda, M. I A. 2017. Akuntabilitas Dalam Perspektif Ajaran Karma Phala Sebagai Pedoman Untuk Membangun Karakter Auditor. Denpasar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali, Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis 12 (1): 55-63. Januari 2017. p-ISSN 2302-514X. e-ISSN 2303-1018.

Budiasa, I Wayan. 2010. Peran Ganda Subak Untuk Pertanian Berkelanjutan di Provinsi Bali (The Double Roles of Subak For Sustainable Agriculture in Bali Province). Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Udayana. AGRISEP Vol. 9 No. 2, September 2010 Hal: 153 -165 |153.

Budiasih. Ni Made. 2019. Perwujudan Keharmonisan Hubungan antara Manusia dengan Alam Dalam Upacara Hindu di Bali. Denpasar: Fakultas Dharma Duta. Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Widya Duta. Vol. 14. No.1. 2019.

Donder, I K. 2013. Tri Hita Karana – A Communication form of Universe Brotherhood (Perspective of Balinese Tradition and Concept of Hindu Religion. Denpasar: BALIPRAJNA – International Jounal of Indology and Culture 2 (1): 136-150.

Donder, I K. 2017. Unsur-unsur Sain dan Teknologi dalam Ritual Hindu. Surabaya: Wordd Hindu Parisad dan Paramita.

George, Ritzer. dan Douglas, J. Goodman,2005. Terjemahan oleh Alimandan, edisi ke 6, cet ketiga, Pranada Media 2005

Gorda. 2003. Membudayakan Kerja Berdasarkan Dharma. Singaraja: Pusat Kajian Hindu. Budaya dan Perilaku Organisasi. Singaraja: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma.

Khorniawati, M. 2014. Produk Pertanian Organik di Indonesia: Tinjauan Atas Preferensi Konsumen Indonesia Terhadap Produk Pertanian Organik Lokal. Jurnal Studi Manajemen, Vol 8, No 2 Oktober 2014.

Mohammad, Syawaludin. 2014. Alasan Talcott Parsons Tentang Pentingnya Pendidikan Kultur. Palembang: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya IAIN Raden Fatah Palembang. Ijtimaiyya, Vol. 7, No. 1, Februari 2014.

Pertiwi, D. A. E. dan Ludigdo, U. 2013. Implementasi Corporate Social Responsibility Berlandaskan Budaya Tri Hita Karana. Malang: Universitas Brawijaya Malang. Jurnal Akuntansi Multiparadigma 4 (3): 430-455 Desember 2013.

Suda. I Ketut. Ideologi Pelestarian Lingkungan Hidup Dibalik Pemakaian Saput Poleng Pada Pohon Besar di Bali. Denpasar: Fakultas Ilmu Agama Universitas Hindu Indonesia Denpasar. Jurnal Bumi Lestari, Volume 10 No. 2, Agustus 2010, hlm. 333 – 340.

Suryathi, 2018, Kinerja Keuangan Kelompok UP3HP Jempiring Kabupaten Badung Berbasis Kearifan Lokal. Denpasar: Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

Sukerada, I K., Sutjipta, I N., Setiawan A. I G. 2013. Penerapan Tri Hita Karana terhadap Kawasan Agrowisata Buyan dan Tamblingan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Denpasar: Jurnal Manajemen Agribisnis 1 (2): 43-51 Oktober 2013 ISSN: 2355-0759 Fakultas Pertanian. Program Studi Magister Agribisnis. Program Pascasarjana. Universitas Udayana.

Weber, M. 2006. Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wiana I Ketut, 2007. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya: Paramita.

Windia, W. dan Dewi, R. K. 2007. Analisis Bisnis yang Berlandaskan Tri Hita Karana. Denpasar: Universitas Udayana.

Diterbitkan
2019-12-20