PENGEMBANGAN OBYEK DESA WISATA BERBASIS PERTANIAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI BALI

  • Ida Ayu Candrika Dewi Program Studi Agribisnis,Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra
Kata Kunci: Desa Wisata, Kesejahteraan Petani

Abstrak

ABSTRAK

Keberadaan industri pertanian yang merupakan pemberi kesempatan kerja besar diharapkan dapat mewujudkan pertumbuhan perekonomian yang lebih mandiri. Pesatnya pembangunan pariwisata di Bali tidak hanya menimbulkan dampak positif seperti peningkatan pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan.Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian empiris. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian empiris atau dengan kata lain penelitian yang berfokus meneliti suatu fenomena atau keadaan dari objek penelitian secara detail. Desa Wisata adalah  komunitas atau masyarakat yang terdiri dari para penduduk suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara langsung dibawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian serta kesadaran. Salah satu contoh pengembangan desa wisata  di Plaga Kabupaten Badung, merupakan salah satu contoh objek agrowisata yang memanfaatkan kegiatan pertanian organik sebagai daya tarik wisatanya dan kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian di Desa Pertanian tersebut langsung dipercayakan kepada petani setempat yang ada didesa tersebut. Konsep desa wisata pertanian menekankan pada kerja sama antara petani, pemerintah hingga penyuluh pertanian. Peran pemerintah sangat penting di mana pemerintah dapat mendukung program-program yang akan dijalankan. Menggabungkan pertanian dengan wisata merupakan salah satu inovasi yang sangat menarik. Diharapkan desa wisata dapat meningkatkan pendapatan petani sekaligus masyarakat di pedesaan tersebut dengan demikian masyarakat atau petani akan jauh lebih sejahtera dan lebih mandiri.

Referensi

Andini, N. (2013). Pengorganisasian komunitas dalam pengembangan agrowisata di desa wisata studi kasus: desa wisata Kembangarum, Kabupaten Sleman. Perencanaan Wilayah Dan Kota, 24(3), 173–188.
Anonim. (2010) Peraturan Bupati Badung Nomor 47 Tahun 2010 tentang Penetapan Kawasan Desa Wisata di Kabupaten Badung. Badung : Disparda Pemkab Badung
Anonim. (2014) Surat Edaran Kadisparda Provnsi Bali nomor 556/317/I/DISPAR tentang pengembangan 100 Desa Wisata di Bali tahun 2014-2018. Denpasar : Disrpada Pemrpov. Bali
Azwar, S. (2014). metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Budiarti T, Makalew ADN, Nasrullah N, Saptana, Haryati U. 2012. Potential Evaluation of Community-Based Agritourism in Banyuroto and Ketep Rural Landscape Magelang Distric Central Java Indonesia. Symposium IFLA Asia Pacific 25thShanghai (CN). Oct 23 .
Damanik, J., 2009, “Isu-Isu Krusial Dalam Pengelolaan Desa Wisata Dewasa Ini”, Jurnal Kepariwisataan Indonesia 5 (3): 127-137.
Dewi, M. H. U., Fandeli, C., & Baiquni, M. (2013). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali. Kawistara, 3(2), 117–226. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/kawistara.3 976.
Haryanto, J. T. (2013). Implementasi Nilai-nilai Budaya, Sosial, dan Lingkungan Pengembangan Desa Wisata di Provinsi Yogyakarta. Jurnal Kawistara, 3(1), 1–11.
Haryanto, J. T. (2014). Model Pengembangan Ekowisata Dalam Mendukung Kemandirian Ekonomi Daerah Studi Kasus Provinsi DIY. Kawistara, 19(3), 271–286. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/kawistara.6 383.
Indonesia Timur
Maharani R, Budiarti T. 2010. Studi Potensi Lanskap Perdesaan untuk Pengembangan Agrowisata berbasis Masyarakat di Cigombong, Bogor. Dalam Prosiding Simposium Nasional IALI. Bogor (ID). November
Payne, M., 1997. Modern Social Work Theory. Second Edition. McMilan Press Ltd. London.
Sukarsa, I Made. 1999.Pengantar Pariwisata. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri
Suryasih, Ida Ayu, dkk. (2014) “Pelestarian dan Pemanfaatan Tinggalan Prabu Udayana sebagai Daya Tarik Wisata Unggulan di Bali (Upaya Merancang Desa Pekraman Kutri sebagai Desa Wisata)”. Laporan Akhir Hibah Unggulan Udayana. Denpasar LPPM Unud.
Diterbitkan
2019-12-20