KEBERADAAN LEKSIKON POHON LANGKA DI DENPASAR: STUDI EKOLINGUISTIK

  • Ni Wayan Swarniti Pend. Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Dwijendra
  • Ni Made Yuniari Pend. Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Dwijendra
Kata Kunci: Pohon Langka, Leksikon, Studi Ekolinguistik

Abstrak

Lingkungan memainkan peran penting dalam pembentukan bahasa seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan signifikansi ekologis leksikon pohon langka di kota Denpasar. Data yang dikumpulkan adalah kata dan frasa. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan teknik wawancara. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teori ekolinguistik secara deskriptif. Hasil analisis disajikan dengan menggunakan metode informal. Temuan penelitian ini adalah ditemukan 19 leksikon pohon langka di Denpasar, yaitu: 17 verba, sebuah nomina, dan sebuah adjektiva. Leksikon-leksikon ini mulai jarang digunakan oleh kaum muda dalam percakapan sehari-hari. Anak-anak memiliki 21% pengetahuan mengenai Keberadaan Leksikon Pohon Langka, 47,7% untuk orang dewasa, dan manula memiliki 94,4%. Ini menunjukkan kepada kita bahwa persentase manula lebih tinggi daripada yang lain.

Referensi

Chen, S. 2016. Language and ecology : A content analysis of ecolinguistics as an emerging research fi eld. Ampersand, 3, 108–116.

Fill. Alwin, and M. P. 2001. The Ecolinguistics Reader (First Publ). New York: British Library Cataloguing-in-Publication Data.

Kaelan, 2002. Filsafat Bahasa. Yogyakarta: Paradigma.

Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mbete, A. M. 2015. Pembelajaran Bahasa Berbasis Lingkungan : Perspek- Tif Ekolinguistik, 1(2), 352–364.

Ndruru, M. 2017. Metaphorical Lexicon In Maena Lyrics of Wedding in Nias: Ecolinguistic Study. Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 3(2), 281–289.

Ngurah, I. G., & Rajistha, A. 2016. Beblabadan Bahasa Bali Dalam Perspektif Ekolinguistik, 2(1), 79–94.

Prasetiawan, D. 2016. Ekoleksikon Maulid Adat Bayan Lombok Utara Sebagai Suplemen Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia, 2(2), 233–252.

Rasna, I. W., & Binawati, W. S. 2014. Keterampilan Mengolah Tanaman Obat Tradisional Untuk Penyakit Anak Pada Komunitas Remaja Bali : Sebuah Kajian Ekolinguistik. Bumi Lestari, 14(1), 91–100.

Subayil, I. 2017. Ekologi penamaan kelurahan di kota mataram, 3(1), 83–92.

Suweta, I. M. 2013. Revitalisasi Istilah Tumbuh-Tumbuhan Langka Dalam Pengajaran Bahasa Bali, Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup ( Kajian Ekolinguistik). Jurnal Bumi Lestari, 13(1), 202–213.

Utami, G. W. N. 2017. Relasi Makna Leksikon Tiing Dalam Bahasa Bali Berbasis Lingkungan, 3(1), 67–77.

Wenjuan, Z. 2017. Ecolinguistics : Towards a new harmony. Language & Communication, 62, 124–138.

Wirianta, G. 2016. Matriks Fungsi Morfem Sesenggak An Bahasa Bali : Kajian Ekolinguistik, 2(2), 409–426.

Wiya, S. 2016. Leksikon Fauna Masyarakatsunda : Kajian Ekolinguistik, 2(1), 138–156.

Diterbitkan
2019-12-20